Buku Karya Braindilog

Berisi mengenai kajian analisis sosial dengan pendekatan konsep teori tokoh Sosiologi Indonesia.

Braindilog

Merupakan sebuah konsep dan metode diskusi yang di lakukan dengan tahapan Brainstorming, Dialectic, dan Logic dari teori atau permasalahan sosial yang didiskusikan.

Braindilog Sosisologi Indonesia

Mengawal Perkembangan Ilmu Sosiologi di Indonesia menuju otonomi teori Sosiologi Indonesia yang berlandaskan nilai, norma, dan kebermanfaatan masyarakat Indonesia.

Gerakan Otonomi Teori Sosiologi Indonesia

Sayembara menulis artikel sosiologi Indonesia adalah upaya Braindilog Sociology dalam menyebarluaskan gagasan otonomi teori sosiologi Indonesia.

Braindilog Goes To Yogyakarta

Diskusi Lintas Komunitas bersama Joglosonosewu dan Colombo Studies di Universitas PGRI Yogyakarta dengan tema "Konflik Horisontal Transportasi Online". Selain dihadiri komunitas, acara ini juga diikuti oleh beberapa perwakilan mahasiswa dari masing-masing kampus di Yogyakarta.

Kamis, 29 November 2018

Kajian Living Qur’an dan Hadis dengan pendekatan Ilmu Sosiologi Indonesia

Kajian di bidang living Qur’an dan Hadis telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan objek kajian Qur’an dan Hadis. Selama ini kajian Qur’an dan Hadis lebih banyak dilakukan kepada objek teks (Oleh para Sarjana Tafsir Al-Qur’an dan Hadis), maka kajian mengenai Living Qur’an dan Hadis merupakan ranah baru yang belum banyak diteliti oleh akademisi dan ilmuan sosial di Indonesia. Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia dengan berbagai ragam budaya, nilai, dan norma masyarakatnya; memunculkan berbagai fenomena sosial yang menarik untuk diteliti dengan pendekatan sosiologi. Objek kajian berupa pengamalan (action) dari sebuah pemahaman masyarakat terhadap Qur’an dan Hadis inilah yang saya sebut sebagai objek kajian living Qur’an dan Hadis dalam perspektif Sosiologi Indonesia.

Belakang ini mulai berkembang kajian yang lebih menekankan kepada aspek respon masyarakat terhadap kehadiran Qur’an (Al-Qur’an al-Hayy) atau Al-Qur’an in everyday life. Menurut Alford T Welch (2002) dikalangan sarjana barat sekarang kajian Al-Qur,an berkembang tidak hanya pada wilayah kajian teks saja atau exegesis (tafsir), tapi juga pada wilayah the history of the interpretations of the Qur’an & the role of the Qur’an recitation. Pada aspek ketiga itulah objek kajian living Qur’an.

Menurut Mustaqim (2007) kajian living Qur’an juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah dan pemberdayaan masyarakat, sebagai contoh; apabila di masyarakat terdapat fenomena menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an “hanya” sebagai jimat atau jampi-jampi untuk kepentingan supranatural, sementara mereka sebenarnya kurang memahami apa pesan-pesan dari kandungan Al-Qur’an, maka kita dapat mengajak dan menyadarkan mereka bahwa Al-Qur’an diturunkan fungsi utamanya adalah untuk hidayah. Dengan begitu, maka cara berfikir klenik dapat sedikit demi sedikit dapat ditarik kepada cara berfikir akademik. Lebih dari itu, masyarakat yang tadinya hanya mengapresiasi Al-Qur,an sebagai jimat, bisa disadarkan agar Al-Qur’an dijadikan sebagai “idiologi transformatif” untuk kemajuan peradaban.

Sedangkan objek kajian living Hadis adalah hadis yang hidup dari hasil ijtihad (reevaluasi, reinterpretasi, dan reaktualisasi) yang disepakati bersama dalam suatu komunitas muslim, yang di dalamnya termasuk ijma’ dan ijtihad para ulama dan tokoh agama di dalam aktifitasnya.

Bagaimana cara penelitian living Qur’an dan Hadis di Indonesia? Kita harus menyepakati dan memahami terlebih dahulu bahwa objek kajian living Qur’an dan Hadis adalah fenomena sosial yang ada di Indonesia bukan kajian teks. Oleh karena itu, karena yang kita kajia adalah fenomena sosial, misalnya tentang interaksi komunitas muslim, tindakan sosial  komunitas muslim, etos kerja komunitas muslim, dll sesuai pemahaman mereka dalam mengimplementasikan Al-Qur’an dan Hadis; maka metode penelitian yang kita pakai adalah metode penelitian sosial dengan pendekatan ilmu Sosiologi. Untuk memahami fenomena living Qur’an dan Hadis diperlukan pengamatan mendalam (verstehen) dan deskripsi yang rinci, sehingga metode yang lebih tepat adalah jenis metode penelitian kualitatif model studi kasus atau fenomenologi.

Kajian mengenai livng Qur’an dan Hadis diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi suluruh elemen masyarakat di Indonesia bagaimana pemahaman, penerapan, dan praktik sosial mengenai Al-Qur’an dan Hadis oleh komunitas muslimnya. Sehingga, perkembangan peradaban Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa lebih baik lagi dan terhindar dari tindakan radikalisme.

Syamsul Bakhri, S.Pd., M.Sos.