Ekspansi Islam ke
wilayah-wilayah yang jauh dari episentrum kemunculannya di Arabia hingga
memasuki pusat-pusat kekuasaan dunia kala itu yaitu di Persia, Konstantinopel,
Spanyol dll bukan hanya menancapkan pengaruh kekuasaan politik dan agama namun
juga turut mengubah struktur sosial dan kebudayaan masyarakat yang dikuasainya.
Terjadi masa-masa keemasan pemerintahan Islam dimana ilmu pengetahuan dan
sastra berkembang akibat proses penerjemahan karya-karya klasik dalam bahasa
Arab baik yang dilakukan oleh orang-orang Islam maupun non Islam yang berhasil
ditundukkannya termasuk komunitas Yahudi.
Orang-orang Yahudi dan
Kristen di wilayah pemerintahan Islam menerima status baru yang tidak sama
sebelumnya dan mengubah struktur sosial lama dengan menjadi seorang dhimmi yaitu menjadi bagian dari
pemerintahan Islam yang dilindungi dan membayar pajak sebagai bentuk pengakuan
dan perlindungan. Tentu saja status dhimmi
bisa dikatakan sebagai warga minoritas dan kelas dua yang memiliki sejumlah
keterbatasan dan pembatasan sehingga setiap bentuk pelanggaran terhadap
pembatasan tersebut akan memiliki sejumlah konsekwensi hukum.
Status sebagai dhimmi membentuk hubungan sosial baru
sekaligus membentuk pola interaksi sosial dan keagamaan yang adaptif dan
asimilatif dimana salah satunya menumbuhkan perkembangan bahasa Judeo-Arabic di wilayah-wilayah dimana
komunitas Yahudi berada di bawah naungan pemerintahan Islam khususnya di
Persia, Babilonia (Baghdad), Spanyol (Kordoba), Byzantium (Konstantinopel).
Nama Saadia Gaon mengemuka sebagai sarjana Yahudi dan Yudaisme yang
mengembangkan tradisi penulisan baru dalam bahasa Ibrani berkarakter Arab dan
bahasa Arab berkarakter Ibrani yang disebut Judeo-Arabic
dan dipergunakan untuk menerjemahkan Kitab Torah dan karya Teologi Yudaisme
serta berbagai karya sastra berupa puisi-puisi Ibrani.
Karya-karya Teologi
Yudaisme yang disusun oleh Saadia Gaon harus dibaca dalam konteks sosiologis
dan historis dan tidak bisa terlepas dan berdiri sendiri khususnya saat membaca
Tafsir at Tawrat yang merupakan
terjemahan Kitab Pentateukh atau 5
Kitab Torah Musa yaitu Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan dalam bahasa Judeo-Arabic dimana akan ditemui nama Tuhan, nama nabi, nama kota
suci yang familiar di telinga pembaca
Muslim seperti Allah, Ibrahim, Ismail, Mekkah dan Medinah.
Membaca karya-karya Teologi Yudaisme Saadia Gaon bukan
hanya memberikan pemetaan sitz im leben atau life setting atau social situation komunitas Yahudi – baik para sarjana maupun masyarakat umum - sebagai dhimmi, namun sekaligus memberikan sebuah peluang baru dalam
membaca hubungan keagamaan khususnya Islam dengan Yahudi yang lebih kerap
tampil ke permukaan dalam bentuk yang saling menegasikan dan anti tesis satu
sama lain. Setidaknya pada suatu masa pernah ada sebuah interaksi sosial yang
harmoni dan saling melengkapi antara Yahudi dan Islam dalam sebuah pembangunan
bersama menuju sebuah pembangunan peradaban dan Renaisance dunia Islam.
Secara lengkap artikel ini disa dibaca / diunduh dengan mengakses kolom baca dibawah ini:
|
Karya: Teguh Hindarto, S.Sos., MTh |