Kebudayaan dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua unsur tersebut menjadi satu kesatuan dalam menjalankan fungsi dan perannya ditengah kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya kebudayaan, masyarakat menjadi liar karena tidak adanya unsur-unsur atau nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan suatu masyarakat tersebut. Pengaruh kebudayaan di suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi yang berkembang dari nenek moyang. Tradisi tersebut kemudian dijadikan norma,nilai dan keyakinan dalam bertindak pada masyarakat dan dianut oleh generasi penerus mereka sehingga turunlah tradisi tersebut kepada anak-cucu mereka yang selanjutnya diadopsi dari generasi secara turun-temurun. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Selo Soemardjan (1988), bahwa masyarakat adalah sebagai orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Definisi Kebudayaan
Secara
Sosiologis, kebudayaan adalah hasil atau produk dari cipta, rasa dan karsa
tersebut. Artinya, setiap nilai, aturan dan norma yang telah disepakati bersama
oleh kelompok masyarakat maka hal itu merupakan sebuah produk yang dibuat dalam
masyarakat tersebut sehingga menjadi nilai-nilai yang telah menjadi pemahaman
bersama ditengah masyarakat tersebut.
Namun,
Pengertian Kebudayaan yang dijelaskan oleh Soerjono Soekanto (1974) dari sudut
pandangnya ialah sesuatu yang mencangkup semua yang didapat atau dipelajari
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu
yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yaitu mencakup segala
cara atau pola berpikir, merasakan dan bertindak. Inilah yang dimaksud Soerjono
Soekanto definisi kebudayaan yang lebih komprehensif berdasarkan berbagai
keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Kebudayaan
tercipta karena keberadaan manusia itu sendiri. Manusia-lah yang menciptakan
kebudayaan dan manusia pula-lah yang menjadi pemakainya. Kebudayaan dan
masyarakat tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena mereka
saling membutuhkan dan saling terkait satu sama lain sehingga menjadi entitas
nilai.
Perbedaan Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup, dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Sedangkan, yang dimaksud masyarakat oleh Soerjono Soekanto
ialah umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Pertama, manusia yang hidup
bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang. Kedua, bercampur atau
bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan
menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, maka timbul sistem
komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia. Ketiga, sadar
bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Keempat atau terakhir, mereka merupakan
suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan
karena merasa dirinya terkait satu sama lain.
Dan yang dimaksud kebudayaan secara umum ialah, serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimiliki oleh manusia, yang digunakan secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakannya. Secara tidak langsung, eksistensi keberadaan masyarakat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan yang melekat pada diri individu tersebut yang kemudian digunakan oleh masyarakat setempat berdasarkan kebiasaan yang terjadi.
Pentingnya Kebudayaan bagi Individu
Ada
lima hal penting bagi seseorang atau individu yang hidup ditengah masyarakat
yang memiliki latar belakang budaya. Pertama, kebudayaan bagi individu
menentukan identitas suatu bangsa. Contoh, di Minangkabau Rumah Gadang identik
dengan bentuk melengkung di kedua ujungnya, hal itu menjadi sebuah identitas
tersendiri yang mempunyai makna khusus bagi budaya minangkabau. Kedua,
kebudayaan merupakan sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber daya yang
menghasilkan komoditas ekonomi dan sosial. Ketiga, Kebudayaan sebagai pola
perilaku individu dalam bertindak dan berbuat. Keempat, kebudayaan sebagai
warisan yang diturunkan turun-temurun. Dan kelima, kebudayaan sebagai mekanisme
adaptasi terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba.