Rabu, 25 Oktober 2017

Mawah : Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Kearifan Lokal Aceh

Abstrak; Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh jumlah penduduk Provinsi Aceh mencapai 4 906 835 jiwa. Dengan jumlah penduduk miskin yang mencapai angka 881.26 ribu jiwa. Hal ini sangatlah bertolak belakang dengan Sumber Daya Alam yang melimpah dan komposisi usia produktif yang mencapai 53,08%. Mawah adalah bahagian dari kearifan lokal Aceh yang bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan. Makna mawah dalam bahasa Aceh yaitu seseorang yang memberikan modal dapat berupa tanah ataupun hewan ternak kepada pekerja baik perorangan atau lembaga untuk dikelola dalam suatu usaha yang layak. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan menggunakan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang diamati orang-orang (Taylor dan Bogdan, 1984:5). Bagi masyarakat adanya konsep mawah sangatlah bermanfaat. Dimana angka pengangguran dapat ditekan. Dan bagi para pemilik modal juga memliki manfaat yang mana tanah atau hewan ternak yang tidak dapat mereka kelola dengan baik bisa dimawahkan. Kebijakan Pemerintah dalam menahan angka kemiskinan harusnya dapat merujuk pada pola kearifan lokal seperti konsep mawah. Seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh pernah melaksanakan konsep mawah. Pun demikian memberikan peluang untuk daerah lainnya dapat menggunakan konsep ini dalam menekan angka kemiskinan.

Teman-teman bisa membaca / mengunduh artikel lengkapnya dibawah ini:
 
 



Karya:  
Al Kautsar, Nidia Apriani, Putri Chyntia Dewi, Benney Mabrur Aurora

0 komentar:

Posting Komentar