Sabtu, 01 Februari 2020

DINAMIKA EKS PECANDU NARKOBA DI MASYARAKAT: STUDI KASUS PADA REHABILITASI NARKOBA CARE HOUSE YOGYAKARTA

Abstrak
Yogyakarta merupakan salah satu pusat berkumpulnya seluruh pelajar nusantara. Pendatang yang datang ke Yogyakarta masing-masing membawa kebudayaan dari tempat tinggalnya terdahulu. Kemudian, muncullah berbagai kebudayaan baru serta kebiasaan baru, maka sebagai generasi muda dapat membentengi dirinya sendiri. Agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas serta kegiatan yang negatif. Namun, bagi yang sudah terlanjur jangan dijauhi tapi harus selalu didukung serta didampingi untuk menjadi yang lebih baik. Penelitian ini tentang resiliensi eks pecandu narkoba dalam masyarakat, studi kasus pada rehabilitasi Care House Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ketahanan eks pecandu narkoba dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan konsep psikologi sosial diantaranya : konsep self, konsep self esteem, dan konsep efficacy. Metode yang digunakan yakni penelitian kualitatif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui  penelusuran dokumen tertulis baik berupa buku, jurnal, artikel, wawancara serta dokumetasi. Pengolahan data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan melakukan verivikasi untuk membuat sebuah kesimpulan. Hasil dari penelitian ini eks pecandu narkoba mengetahui jati diri barunya mampu membawa eks pecandu narkoba kedalam kehidupan yang dinamis serta mampu mempertahankan ketahanan hidupnya dimasa yang sangat sulit. Resiliensi yang dilakukan eks pecandu narkoba dalam membentengi dirinya dengan mempertahankan handle felling dalam kegiatan sehari-hari. Didukung dengan kegiatan yang berada dimasyarakat maupun kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh keluarga dirumah. 

Keyword : Eks Pecandu Narkoba, Resiliensi, Masyarakat 

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan / zat adiktif lainnya.  Narkotika merupakan sebuah zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan sebuah ketergantungan. 

Resiliensi merupakan bahasa lain dari ketahanan hidup seseorang saat  berada kesulitan dalam lingkungannya. Kemampuan seseorang dalam rangka mempertahankan dirinya  pada saat kondisi yang sangat sulit untuk dapat keluar dari zona aman nya atau mempertahankan dengan segala bentuk konsekuensi yang dimiliki.  Resiliensi dalam (terapheutic community) dikenal dengan istilah ketahanan eks pecandu narkoba. Ketahanan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan ketahanan seorang eks pecandu narkoba dalam mengambil sebuah keputusan yang sangat sulit dimasyarakat. Semisal ketika menghadapi ejekan-ejekan dari lingkungannya dia harus bersikap seperti apa. Individu tidak boleh langsung melakukan pembalasan untuk orang yang mengejek kita, tetapi individu harus menunjukkan sebuah sikap menjadi dirinya yang baru. 

Eks pecandu narkoba bukanlah sosok seorang yang harus ditakuti karena pengalamannya yang negatif. Sebenarnya apa yang mereka lakukan itu semua mempunyai alasan. Namun, alasannya tidak perlu untuk dikonsumsi publik karena itu merupakan berangkat dari latar belakang keluarga mereka. Saat ini yang diperlukan oleh eks pecandu narkoba hanyalah sebuah dukungan serta motivasi yang sangat berharga untuk kehidupannya kedepan. Individu tersebut mempunyai tingkat kerentanan untuk kembali memakai narkoba sangat tinggi. Para eks pecandu narkoba ini mempunyai tingkatan relapse yang sangat tinggi. Jika mengetahui barang, tempat serta kawan yang pernah memakai seolah olah tersugesti untuk ingin lagi kembali kedalam dunianya. 

Dinamika jatuh bangun eks pecandu narkoba dalam ketahanan dari narkoba membuat individu menjadi lebih kuat serta tahan banting. Berangkat dari jatuh bangun tersebut membuat individu selalu belajar untuk mengevaluasi terhadap dirinya. Percuma kalau dari dalam individu tersebut tidak ada kemauan untuk bangkit serta menjadi yang lebih baik. Pada dasarnya obat yang paling mujarab adalah dari diri sendiri mempunyai motivasi serta kemauan untuk sembuh. Tetapi, eks pecandu juga harus selalu berhati hati dalam bergaul agar tetap dapat menjaga ketahanan yang sudah dia buat. Ketahanan akan roboh seketika jika individu tersebut tidak mampu bertahan. Kerentanan dalam memakai narkoba dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya : Self, Self Esteem, dan Self Efficacy. 

Tahap awal ini merupakan tahap dimana seorang eks pecandu narkoba akan mengalami tahap toleransi, tahap kecanduan terhadap dirinya untuk benar-benar tidak memakai narkoba. Jika tahap ini sudah berhasil dilewati oleh eks pecandu narkoba maka, pada fase selanjutnya memberikan bentuk treatmen kepada eks pecandu narkoba untuk bersosialisasi di masyarakat.  Bentuk treatmen yang dilakukan dimasyarakat yakni membiasakan eks pecandu narkoba dengan bersosialisasi dengan warga sekitar panti rehabilitasi. Sosialisasi dengan warga disekitar panti dapat membuat eks pecandu narkoba lupa dengan fikiran-fikiran yang mensugestikan dirinya untuk kembali mengonsumsi obat-obat terlarang tersebut. 

Pasien eks pecandu narkoba dalam hal ini masih belum dikatakan sembuh dan dapat pulang jika, belum bisa mengontrol stabilisasi mental, serta emosi. Konselor dalam perjalanan penyembuhan ini memberikan penghargaan kepada eks pecandu narkoba dengan memberikan fase-fase . Adapun fase-fase yang diberikan diantaranya:

Tabel 2. Fase – Fase Eks Pecandu Narkoba

Fase A
Eks pecandu narkoba belum boleh keluar dari panti rehabilitasi. 
Fase B
Eks pecandu narkoba sudah dapat keluar dengan diberikan tanggung jawab dan kembali ke tempat rehabilitasi tepat waktu. Tanggung jawab yang diberikan seperti halnya : uang saku bagi yang sekolah, serta menjadwal jam berapa pulang ke panti rehabilitasi.
Fase C
Eks pecandu narkoba sudah boleh pulang dengan waktu 2-3 hari dirumah kemudian, kembali ke panti rehabilitasi. 

Sumber Data : Hasil wawancara dengan pemilik rehabilitasi Care House Yogyakarta.

Fase – fase yang diberikan merupakan salah satu bentuk adaptasi eks pecandu narkoba untuk berada dilingkungannya. Dalam menjalankan fase-fase ini eks pecandu narkoba tetap dalam pengawasan panti rehabilitasi. Saat eks pecandu narkoba keluar dari panti dan kembali ke panti dipantau langsung oleh konselor. Ketika sudah melewati dari beberapa fase tersebut maka eks pecandu narkoba sudah dapat kembali kepada keluarganya. Jika suatu saat eks pecandu tersebut relapse maka, akan diambil lagi oleh pihak panti. 

Jika ketika fase – fase sudah terlewati maka, eks pecandu narkoba menjalani yang dinamakan tahap maintenance atau tahap pemulihan. Tahap maintenance merupakan tahap seorang eks pecandu narkoba sudah pulih dan masih harus diberikan beberapa perawatan untuk beberapa golongan narkoba. Perawatan serta perhatian yang diberikan oleh konselor sangat membantu untuk penyembuhannya.

Black label yang diterima dimasyarakat semisal: biasanya pemuda mendapatkan jatah ronda setiap malam minggu. Pada malam itu pemuda seluruh kampung berkumpul untuk ikut ronda. Kemudian, datanglah seorang ayah dari salah satu pemuda dikampung itu dan mengajak anaknya untuk pulang. Karena, ayahnya takut ketika ikut ronda sampai malam nanti anaknya diajak untuk mabuk, atau hal-hal yang tidak benar lainnya. Secara tidak langsung eks pecandu narkoba mengalami diskriminasi dari masyarakat. Terlihat jelas dari sini bahwa masyarakat belum bisa menerima seorang eks pecandu narkoba untuk kembali dalam lingkungannya.  Sebab, yang menjadi pedoman dimasyarakat yakni ketika mereka sudah berani mengambil resiko maka mereka juga harus menerima konsekuensinya. 

Melihat dari fenomena yang terjadi dimasyarakat sehingga didalam tempat rehabilitasi mereka juga dibekali dengan yang dinamakan positif thinking,handle feeling, serta  menggunakan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan otak untuk berfikir dan mulut jangan berbicara dulu. Mengapa mulut tidak boleh berbicara dahulu sebab, jika mulut digunakan untuk berbicara nanti akan disalah gunakan berbicara yang nantinya dapat menyakiti orang yang telah menjustifikasi.  Sehingga dalam tempat rehabilitasi selalu ditanamkan untuk selalu menujukkan perilaku. Seperti halnya ada kerja bakti kita juga harus melakukan kerja bakti, sholad dimasjid, ronda dan lain-lain.
  
Bagan 3. Skema Proses Sosialisasi di Masyarakat

Sumber Data : Hasil wawancara dengan pemilik rehabilitasi Care House Yogyakarta
Bagan ini menggambarkan tentang eks pecandu narkoba selama proses sosialisasi di masyarakat pasca rehabilitasi. Black label yang diterima bukanlah menjadi sebuah alasan untuk seseorang tidak dapat membangun sosialisasi baru dalam masyarakat. Dalam prosesnya tidak ada yang instan, semua harus melewati beberapa proses didalam masyarakat.  Pertama yang harus dilakukan adalah dengan saling tegur sapa, tanpa membeda bedakan masyarakat yang telah membuat dia sakit hati. Kemudian, selalu berbuat jujur kepada semua orang, dan jangan pernah terulangi kembali dan masuk kedalam lobang yang sama. Selanjutnya, yang harus ditekankan untuk eks pecandu narkoba adalah dengan mengikuti seluruh kegiatan yang ada dimasyarakat seperti kerja bakti, gotong royong, kegiatan keagamaan, memberikan pencegahan serta pengetahuan terhadap siswa, mahasiswa, masyarakat yang ada di Yogyakarta.

Karya: Lailatul Chodriyah, S.Sos
Tenaga Pengajar di MTs Abdul Qadir Pandansari, Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur
Email : lailatulchodriyah112@gmail.com


0 komentar:

Posting Komentar