Tradisi
merupakan warisan dari generasi ke generasi, yang telah menjadi kebiasaan sejak
dahulu, dari nenek moyang selama waktu ratusan tahun dan dipertahankan oleh
generasi selanjutnya. Setiap masyarakat memiliki tradisi yang berbeda-beda, hal
tersebut dikarenakan latar belakang budaya serta wilayah yang ditempati. Menurut
Hanafi (Nur Hakim, 2003) Tradisi merupakan segala warisan masa lampau yang
masuk pada kita dan masuk kedalam kebudayaan yang sampai saat ini masih
berjalan. Tradisi bukan hanya persoalan peninggalan sejarah, tetapi sekaligus
merupakan kontribusi zaman kini dalam berbagai tingkatannya. Dalam kamus KBBI,
tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih
dijalankan di masyarakat atau penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang
telah ada merupakan yang paling baik dan benar (kkbi.co.id).
Seiring
berkembangnya zaman, arus modernisasi merupakan sesuatu yang sulit untuk
dikendalikan, karena teknologi yang semakin maju, informasi yang begitu mudah,
dan cepat sehingga mampu diterima oleh masyarakat diseluruh dunia. Namun, di
era modern tersebut, masih banyak tradisi pada masyarakat yang turun temurun tetap
bertahan hingga sekarang. Kenyataan tersebut dapat kita temukan di berbagai
masyarakat di Indonesia, para orang tua yang masih mewariskan tradisi yang
dianut kepada generasi muda. Adat istiadat dan kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia memiliki beragam keunikan dan hal yang menarik untuk di
kaji. Seperti di Desa Kasah Kecamatan Muara Kuang tepatnya di Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatera Selatan merupakan Desa yang memiliki tradisi gotong royong
lelang dalam acara pernikahan. Tradisi gotong royong lelang sudah lama ada
sejak nenek moyang dahulu. Budaya Gotong Royong sudah menjadi hal yang sering
kita jumpai baik di Daerah Kota ataupun Desa dan melekat di dalam diri
masyarakat indonesia. Yang menjadi perbedaan pada daerah pedesaan, kita akan
lebih sering melihat budaya gotong royong tersebut karena keadaan sosial
bermasyarakat di Desa masih terjaga hingga saat ini. Tanpa terkecuali di Desa Kasah
Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir. Seperti halnya Desa-desa lain di
indonesia, masyarakat di Desa Kasah masih menjunjung tinggi budaya Gotong
Royong. Budaya gotong royong tersebut dapat dilihat dari kegiatan Pembangunan
masjid, kegiatan bersih-bersih lingkungan desa, pembangunan rumah, serta dalam
acara kegiatan pernikahan. Khususnya Dalam hal pernikahan,ada satu budaya
Gotong royong yang unik di Desa Kasah tersebut yakni Budaya “LELANG” saat acara
Resepsi Pernikahan.
Lelang
atau Penjualan dimuka umum adalah suatu penjualan barang yang dilakukan didepan
khalayak ramai dimana harga barang- barang yang ditawarkan kepada pembeli
setiap saat semakin meningkat (Salim, 2011). Sedangkan lelang dalam kamus KBBI
adalah penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi)
dipimpin oleh pejabat lelang.
Lelang
berawal dari permasalahan yang timbul pada masyarakat yakni tingginya biaya acara
resepsi pernikahan. Tradisi gotong royong lelang merupakan tradisi pelelangan barang
berupa Kue dan Ayam goreng utuh yang akan dilelangkan ke semua masyarakat yang hadir
pada saat acara resepsi pernikahan di Desa Kasah. Menurut Badan Pusat Statistik
Kab. Ogan Ilir, jumlah penduduk masyarakat Desa Kasah tahun 2018 berjumlah 953
jiwa. Bagi masyarakat Desa Kasah mempertahankan tradisi yang selama ini telah
ada merupakan kebanggaan tersendiri di era modernisasi saat ini. Di era modern
ini, sikap individualis yang melekat pada masyarakat ternyata berbanding
terbalik dengan masyarakat Desa Kasah yang masih memiliki sikap kolektif yang masih
melekat erat, tradisi gotong royong lelang ini memiliki makna tersendiri bagi
masyarakat Desa Kasah.
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksionisme Simbolik Herbert
Blumer
Herbert
Blumer menjelaskan bahwa interaksionisme simbolik menunjukkan kepada sifat khas
dari interaksi antar manusia dimana manusia saling menerjemahkan dan saling
mendefinisikan tindakannya bukan hanya reaksi belaka dari tindakan seseorang
terhadap orang lain tetapi didasarkan oleh makna yang diberikan terhadap
tindakan orang lain itu. Interaksi antar individu, diatur oleh penggunaan simbol-simbol,
interpretasi atau dengan saling berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan
masing-masing.
Bagi Blumer interaksionisme simbolik merupakan
tindakan-tindakan bersama yang mampu membentuk struktur atau lembaga mungkin
disebabkan oleh interaksi simbolis, yang dalam menyampaikan makna menggunakan
isyarat dan bahasa. Melalui simbol-simbol yang telah memiliki makna,
obyek-obyek yang dibatasi dan ditafsirkan, melalui proses interaksi makna-makna
tersebut disampaikan pada pihak lain (Nasrullah, 2008:32). Untuk memahami
fenomena masyarakat, menurut Blumer, seorang peneliti harus melakukan observasi
secara langsung atau partisipatif dengan dua cara, yaitu (1) eksplorasi ke
tingkat pemahaman yang menghasilkan sensitivizing concepts. Peneliti diharapkan
bisa dekat dengan objek/subjeknya agar mampu mengenali dan memahami konteks
empiris yang sebenarnya; (2) melakukan inspeksi, di mana peneliti harus
me-meriksa data dengan cara menampilkan pembuktian empirisnya (Wanulu, 2016).
Joel
M Charron (1979) dalam Wanulu (2016) berpendapat pentingnya pemahaman terhadap
simbol ketika peneliti menggunakan teori interaksi simbolik. Simbol adalah
objek sosial dalam interaksi yang digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi
yang ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut
memberi arti, menciptakan dan mengubah objek di dalam interaksi. Simbol sosial
tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik (benda kasat mata), kata-kata
(untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide dan nilai), serta tindakan (yang
dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain).
PEMBAHASAN
Desa
Kasah merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Muara Kuang yang masih
memegang teguh tradisi lelang dalam acara resepsi pernikahan. Lelang yang
dilaksanakan di Desa Kasah kecamatan Muara Kuang hampir sama dengan konsep
budaya lelang di Desa lain yang ada di kecamatan Muara Kuang maupun daerah lain
yang ada di Sumatera Selatan.
Dari
informasi yang penulis dapat, dari informan Bapak Mukhsin selaku Ketua Adat di
Desa Kasah menjelaskan sebagai berikut:
Untuk didaerah kasah sendiri, Lelang
yang dimaksud adalah pada saat acara resepsi pernikahan MC akan menjelasakan
kepada warga yang hadir untuk bersiap-siap bahwa acara lelang akan segera
dimulai.
MC
Akan memanggil pemudi-pemudi yang ada didesa kasah berjumlah 10 sampai 20
orang untuk memegang kue dan ayam goreng untuk
berdiri diatas panggung.
Selanjutnya
MC akan menyuruh satu persatu pemuda
pemudi tadi untuk maju.
Setelah
Satu Pemudi maju MC akan mempersilahkan semua masyarakat untuk menawar. Begini
kurang lebih yang disampaikan oleh Mc
“Baik
Bapak – Ibu tamu undangan acara resepsi pernikahan A dan B. Acara Lelang akan
segera dimulai. Silahkan bapak ibu tunjukkan jari dan sebutkan jumlah
tawarannya serta asal Desanya”. Baik tawaran pertama berapa dan darimana?.
(Untuk informasi yang boleh menawar bukan hanya warga dari
Desa Kasah melainkan tamu undangan yang datang dari desa lain).
Selanjutnya
Penawar 1 akan menyebutkan angka penawaran terhadap kue dan Ayam goreng utuh
yang sudah dipegang pemudi.
Jika
tawaran pertama kecil biasanya akan ada yang menawar lebih agar kue dan Ayam
tadi dapat ia
miliki.(seperti halnya lelang pada umumnya)
Pertanyaannya
mengapa harus ada tawar menawar?
Karena
orang pembuat hajat menyiapkan terbatas jumlah kue dan ayam goreng tadi.
Sehingga para tamu undangan akan berkompetisi agar kebagian untuk mengambil
salah satu dari jumlah kue dan ayam yg sudah disiapkn.
Pemenang
tawaran tertinggi akan naik ke atas panggung dan menyetorkan uang sejumlah yang
dia sebutkan. Akan ada petugas yang akan mencata Nama,jumlah,serta asal desa
atau daerah dari sang penawar.
Proses
lelang akan berlangsung sampai semua Kue dan ayam yang disiapkan habis terlelang.
Setelah
selesai maka panitia akan menghitung total dari hasil lelangan dan akan
diumumkan dan diserahkan langsung oleh kepala Desa kepada orang tua dari
mempelai laki-laki dan perempuan.
Untuk
kisaran biaya lelang, biasanya paling rendah warga akan menawarkan sebesar Rp.
500.000,- untuk sekali lelang.
Gambar 1. Proses Pelelangan Kue dan Ayam
Lelang
yang dimaksud disini ialah akan ada barang berupa Kue dan Ayam goreng utuh yang
akan dilelangkan ke semua masyarakat yang hadir. Jadi setiap warga yang hadir
mempunyai hak yang sama untuk menawar kue dan ayam yang sudah di siapkan oleh
si pembuat hajat. Nominal dari hasil lelang lumayan besar, mampu membantu acara
resepsi pernikahan dari yang membuat hajatan tersebut. Hal ini tentunya membuat
kita berpikir bahwa hal tersebut seperti melakukan arisan dalam jumlah besar.
Namun, hal inilah yang menjadi tradisi yang akan diteruskan turun menurun di
Desa Kasah, dan para orang tua berharap tradisi tersebut akan tetap ada sampai
kapanpun.
Menurut
Blumer istilah interaksionisme simbolik ini menunjuk kepada sifat khas dari
interaksi antarmanusia. Kekhasannya adalah manusia saling menerjemahkan dan
saling mendefinisikan tindakannya. Hubungan interaksi yang terjadi saling
terkait satu sama lain, dimana memunculkan respon berupa tindakan yang juga
dilakukan oleh masyarakat tersebut. Seperti halnya di Desa Kasah, gotong royong
lelang merupakan interaksi simbolik yang timbul dari sebuah permasalahan yang
memunculkan tindakan untuk saling memahami satu sama lain, hal ini membuktikan
dari lelang pernikahan tersebut dimana masyarakat bahu membahu dalam memberikan
respon berupa tindakan, yang disimbolkan dari barang-barang pelelangan. Bukan
hanya reaksi belaka dari tindakan orang lain, tetapi didasarkan atas “makna”
yang diberikan terhadap tindakan orang lain. Interaksi antarindividu, diantarai
oleh penggunaan simbol-simbol, interpretasi, atau dengan saling berusaha untuk
saling memahami maksud dari tindakan masing-masing. Pada teori ini dijelaskan
bahwa tindakan manusia tidak disebabkan oleh “kekuatan luar” (sebagaimana yang
dimaksudkan kaum fungsionalis struktural), tidak pula disebabkan oleh “kekuatan
dalam” (sebagaimana yang dimaksud oleh kaum reduksionis psikologis) tetapi
didasarkan pada pemaknaan atas sesuatu yang dihadapinya lewat proses yang oleh
Blumer disebut self-indication.
Simbol-simbol yang digunakan dalam lelang memiliki makna besar bagi warga Desa Kasah. Seperti yang diungkapkan oleh Blumer bahwa dalam interaksi simbolik manusia memiliki sifat khas dalam menerjemahkan tindakannya. Simbol-simbol yang digunakan dalam individu melalui tradisi pelelangan tersebut dengan menawarkan sejumlah uang kepada kue dan ayam yang digunakan sebagai barang pelelangan oleh anggota keluarga yang menyelenggarakan hajatan. Menurut Blumer yang menjelaskan terdapat proses self-indication yaitu proses komunikasi pada diri individu yang dimulai dari mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut. Proses pelelangan oleh warga adalah acara yang ditunggu oleh setiap masyarakat yang melakukan proses tawar menawar. Bagi masyarakat tersebut, tradisi ini merupakan solusi untuk memecahkan atau membantu beban biaya dari acara resepsi pernikahan. Blumer menyatakan bahwa interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol, oleh penafsiran, dan oleh kepastian makna dari tindakan orang lain, bukan hanya sekedar saling bereaksi sebagaimana model stimulus-respons. Panitia hajatan akan mencatat seluruh nama-nama yang sudah melakukan pelelangan dan jumlah nominal yang mereka berikan. Hal ini tentunya berdampak pada si penawar jika nanti menyelenggarakan hajatan pula. Ada feedback dari tradisi yang mereka lakukan, sehingga jika orang ingin mendapatkan hasil yang besar maka dia harus membantu orang lain terlebih dahulu. Hal tersebut sangat membantu untuk warga yang nanti akan membuat hajatan sebagai ajang menabung jika nanti akan menyelenggarakan hajatan.
KESIMPULAN
Gotong
royong lelang merupakan bentuk kerja sama masyarakat kelompok dalam mencapai
hasil positif dan tujuan yang sama di Desa Kasah. Interaksi manusia dijembatani
oleh penggunaan simbol-simbol, oleh penafsiran, dan oleh kepastian makna dari
tindakan orang lain. Tradisi gotong royong lelang merupakan tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Kasah dalam menghadapi permasalahan dalam
merayakan resepsi pernikahan, sebagai wujud dari kerja sama dari kelompok
masyarakat interaksi simbolik menuangkan berbagai macam tindakan yang direspon
hampir seluruh masyarakat Desa tersebut dalam gotong royong lelang pada saat
acara resepsi pernikahan. Simbol-simbol yang ada pun beragam, makna yang
tersirat dalam tradisi tersebut sebagai wujud gotong royong masyarakat dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi Hal inilah yang membuat
Indonesia memiliki ikatan yang begitu erat antar satu sama lain dari berbagai
suku maupun daerah.
SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mukhsin selaku Ketua Adat Desa Kasah yang
bersedia memberikan informasi terkait tradisi gotong royong lelang dalam acara
pesta pernikahan yang ada di Desa Kasah. Penulis berharap artikel ini mampu
dikembangkan dalam sebuah penelitian lanjutan terkait tradisi gotong royong
lelang dengan menggunakan teori sosiologi secara mendalam, dan mengangkat
isu-isu yang terkait di dalam tradisi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Moh,
Nur Hakim. 2003. “Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme” Agama dalam
Pemikiran Hasan Hanafi. Malang:
Bayu Media Publishing.
Nazsir
Nasrullah. 2008, Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjadjaran.
Ritzer,
G. 2007. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Salim
HS, 2011. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Wanulu,
R. 2016. Makna Interaksi Simbolik Pada Proses Upacara Adat Cumpe Dan Sampua
Suku Buton Di Samarinda. Dalam
Ejournal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor 3, 2016:
265-279
Sumber Online:
Kkbi.co.id
Karya Lisya
Septiani Putri & Dede Adi Putra P Universitas
Sriwijaya Lisyasputri@gmail.com |
As by sector, these new video games embrace some distinctive features mgm online on line casino app and appear to be promising in this growing online gaming and video trade. Lucky Nugget Casino was based in 1998, making it one of 토토사이트 the most established casinos on the earth. At this point in our evaluation, want to|we have to} speak concerning the significance of online security at on line casino websites within the Dominican Republic. In the poker sport, the first one that sits to the left of the supplier acts and the betting session is clockwise.
BalasHapus