Senin, 01 Mei 2017

Globalisasi dan Remaja

Kajian Teori 
Situs jejaring sosial merupakan salah satu contoh globalisasi yang kini kian merajalela dan telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Sebelum mengkaji lebih jauh terkait judul di atas, maka di sini saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan globalisasi. Globalisasi adalah penyebaran politik, kesadaran, dan organisasi di seluruh penjuru dunia. Hampir setiap bangsa dan hidup jutaan orang di seluruh dunia mengalami transformasi, sering kali secara dramatis, yang disebabkan globalisasi. Tingkat dan arti penting dari dampaknya dapat dirasakan di hampir semua tempat. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan. Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan. Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.

Analisis 
Dilihat dari kajian teori di atas, terlihat jelas bahwa pengertian globalisasi yaitu sebagai sebuah bentuk penyebaran yang secara meng-global ke seluruh pelosok di dunia baik secara disadari maupun tidak. Keberadaan situs jejaring sosial kini telah meng-global, hampir di berbagai belahan dunia pasti terdapat situs jejaring sosial. Tak terpungkiri bahwa keberadaannya memiliki berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif bagi para pengguna situs jejaring sosial ini. Ada berbagai macam situs jejaring sosial, diantaranya yaitu : Facebook, Friendster, Twitter, M-xit, Mig33, Opera Mini, Yahoo!, IM, Yahoo Mesengger, E-mail, WhatsApp, Line, BBM, Instagram, Path, dan masih banyak lagi situs – situs jejaring sosial yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dan beberapa situs di atas hanyalah sebagian kecil dari banyak sekali situs – situs jejaring sosial yang tersebar luas di berbagai daerah melalui internet networking dan dapat dengan mudah diakses oleh manusia dengan menggunakan perangkat – perangkat keras, seperti: handphone, smartphone, laptop, komputer, tablet, dan alat – alat canggih berbasis teknologi lainnya.
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya hingga terciptanya produk smartphone dengan penggunanya dari berbagai kalangan dan kehadirannya dirasakan hampir di seluruh pelosok di Indonesia. Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi. Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi. Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat. 
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
Kehadiran situs jejaring sosial ini berpengaruh terhadap karakter manusia pada umumnya, dan yang paling banyak terpengaruh adalah mereka orang – orang yang telah menginjak masa remaja. Hampir setiap remaja sebagai bagian dari masyarakat di segala daerah mengetahui akan hadirnya situs jejaring sosial ini, dengan bukti bahwa masing – masing dari mereka turut serta di dalam menggunakan salah satu bahkan beberapa situs jejaring sosial, dan tanpa disadari mereka telah terpengaruh yang namanya dampak dari adanya globalisasi. Para remaja pada umumnya hanya menikmati saja tanpa menyadari kenapa mereka melakukan hal tersebut. Dengan kata lain, mereka yang telah menggunakan situs jejaring sosial, maka secara tidak langsung mereka telah terkena dampak – dampak dari globalisasi melalui situs jejaring sosial. Dampaknya dapat dirasakan, akan tetapi mereka tidak sadar akan dampak tersebut.
Adapun dampak positif dari adanya situs jejaring sosial ini, yaitu antara lain adalah untuk menambah wawasan kita tentang dunia luar yang dapat kita rasakan hanya dengan menggunakan situs jejaring sosial ini, lalu kita juga bisa membangun sebuah jaringan atau sekadar menambah teman atau relasi dari adanya situs jejaring sosial ini, apalagi sekarang yang sedang menjadi trending topic dari situs jejaring sosial di barbagai daerah di Indonesia pada umumnya yaitu, adalah Facebook, Twitter, BBM, WhatsApp, Line, dan Instagram, para remaja juga bisa saling berbagi ilmu melalui situs jejaring sosial tersebut, lalu juga bisa dijadikan sebagai pusat referensi bagi siapapun dalam mengerjakan tugas – tugas sekolah atau kuliah, sharing ilmu dan wawasan, wadah untuk berdiskusi secara online tanpa harus bertatap muka dan lain sebagainya.
Lalu, ada pula dampak negatif yaitu antara lain, bahwa situs jejaring sosial digunakan sebagai ajang penipuan, terdapat pula kasus – kasus sindikat narkotika yang terjalin antar pengguna situs jejaring sosial, perdagangan manusia via online, berbagai kasus plagiasi, situs – situs pornografi dan pornoaksi, dan masih banyak lagi dampak negatif dari situs jejaring sosial ini yang diakibatkan penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal – hal yang negatif.

Lalu, untuk menghindari dari dampak negatif tersebut, maka para remaja hendaknya introspeksi diri di dalam penggunaan situs jejaring sosial dan menggunakannya untuk keperluan – keperluan tertentu serta menggunakannya masih dalam batas wajar. Kita harus menanamkan nilai dasar Pancasila sebagai filter arus global, yaitu antara lain, kita mempunyai nilai dasar yang dapat membentengi pengaruh buruk akibat arus globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari budaya luhur bangsa. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Nilai persatuan Indonesia memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam kehidupan masyarakat.

Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam era global, suatu  masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
Situs jejaring sosial yang merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk globalisasi telah banyak sekali pengaruhnya terhadap banyak orang pada umumnya, dan dampak yang paling besar adalah terhadap para remaja, karena remaja adalah masa yang dapat dikatakan masih sangat rentan dengan berbagai perubahan dan kemajuan.
Saran 
Kita harus lebih waspada dengan adanya berbagai kemungkinan dampak negatif yang ada dari adanya globalisasi dalam bentuk apapun. Kita seharusnya menyadari akan berbagai bentuk perubahan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kita seharusnya menyadari mengenai bentuk – bentuk globalisasi dan siap akan pengaruhnya terhadap karakter remaja baik putra maupun putri Negara Indonesia.
Sebaiknya kita tidak mudah terpengaruh secara mendalam akan adanya globalisasi. Kita boleh menikmati adanya globalisasi, namun kita juga bisa lebih mengerti akan dampak negatif yang tersembunyi secara laten yang sewaktu – waktu muncul di balik dampak positif yang ada.
Semua budaya globalisasi seharusnya tidak semua kita serap, kita harus bisa memfilter dan menyaringnya dengan menanamkan nilai – nilai dasar Pancasila sebagai landasan ideologi kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, agar tidak terjadi dampak-dampak negatif dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang berbudaya.

Daftar Pustaka
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta: Ganeca Exact.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi – Edisi Kedelapan 2012. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Karya: Alan Sigit Febrianto, S.Pd. Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi UNS


0 komentar:

Posting Komentar