Terorisme
adalah hal cukup familiar bagi masyarakat di Indonesia. antaranews.com (2021)[1]
merilis sudah 94 terduga teroris ditangkap selama operasi pencegahan dan
penindakan terorisme yang dilaksanakan sejak Januari hingga Maret 2021. Tindakan
ini dapat dilatar belakangi oleh faktor-faktor tertentu seperti ekonomi, harga
diri, politik. Tukina (2011)[2].
Dengan penyebab yang cukup luas maka perilaku teror ini dapat dikaji melalui
cabang ilmu sosiologi. Lantas apa kaitan
sosiologi dengan terorisme?
Ditinjau
dari kajian sosiologi, perilaku yang meneror merupakan perilaku menyimpang (devian personality), dapat juga
dikatakan kepribadian yang sulit (difficult
personality). Apabila dilihat secara umum tindakan meneror orang lain dapat
disebabkan oleh pembangkangan. Istilah pembangkang sendiri sebenarnya juga
dapat diartikan sebagai teroris. Paham terorisme sendiri dilakukan dengan
menebar teror atau aksi yang menimbulkan ketakutan kepada masyarakat atau
kelompok untuk tujuan tertentu. Pelaku teror dapat menjalankan aksinya secara
individu maupun kelompok yang terorganisir.
Menurut
Robert K. Merton terdapat lima tipe pola adaptasi social individu terhadap
situasi tertentu yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, retreatisme, dan
pemberontakan. Tukina (2011)[3]. Diantara
lima tipe tersebut yang termasuk dalam kategori menyimpang adalah retreatisme
dan pemberontakan.
Bentuk
dari retreatisme adalah perilaku
seseorang tidak mengikuti tujuan dan cara yang dikehendaki. Salah satu contoh
dari tindakan ini adalah terorisme karena para pelaku teror memiliki pandangan
yang tentunya berbeda dan menolak ideologi
atau nilai dan norma yang dianut di lingkungan sekitar mereka. Namun penolakan
tersebut tidak didukung dengan solusi yang dapat mereka berikan. Sehingga
mereka melakukan tindakan-tindakan yang meresahkan masyarakat seperti bom bunuh
diri kepada orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka.
Sedangkan
pemberontakan (rebellion) orang tidak
lagi mengakui struktur social yang ada dan berupaya menciptakan struktur social
yang baru. Karena mereka
memiliki pandangan yang berbeda dan ingin mengubah sistem sosial di lingkungan
tersebut dan merekamemiliki solusi yang dapat diterapkan untuk mengubah tatanan
tersebut. Contohnya adalah ISIS. ISIS menjadi kelompok jihad pertama yang
memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak Sukawarsini,
dkk. (2016)[4].
Ancaman yang ditimbulkan pun tak hanya dari kehidupan politik dan kekuatan
militer saja, namun juga mengancam bagi kemanusiaan, kehidupan ekonomi,
lingkungan, sosial-budaya, kesejahteraan individu dan masyarakat.
Terorisme dan penyimpangan sosial
Pemberontakan
yang terjadi pada individu atau kelompok tentunya dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan mereka melakukan pemberontakan.
Pemberontakan yang terjadi dapat digolongkan sebagai suatu penyimpangan.
Mengutip pendapat Profesor Robert M. Z. Lawang, perilaku menyimpang juga dapat
didefinisikan sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku dalam suatu sistem sosial, serta menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sistem untuk memperbaiki perilaku tersebut Murniaseh (2021)[5].
Dari luasnya akar
masalah terorisme, maka penyelesaian masalah terorisme perlu dilakukan secara menyeluruh tidak dapat
sepotong-sepotong. Sepanjang 2021, sudah
ratusan terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di beberapa
wilayah di Indonesia[6]. Namun, jika hanya
diberangus atau ditumpas tanpa
pemahaman secara mendasar justru akan memunculkan terorisme dalam bentuk baru. Pemahaman
terhadap terorisme secara baik
dan holistik, dapat
mempermudah mencari tahu duduk
perkara serta merumuskan solusi
secara tepat. Selain itu juga
diperlukan komunikasi secara baik
dan tepat. Tanpa ada komunikasi yang baik dan tepat berakibat pemberantasan terhadap terorisme
dapat berujung pada munculnya
terorisme dalam bentuk baru.
KAJIAN PUSTAKA
antaranews.com.(2021). “Polri: Sudah 94 terduga teroris ditangkap
sepanjang 2021” diakses Kamis. 15 April 2021
Bbc.com. (2021). “Bom
Makassar: Pelaku diduga anggota kelompok JAD sebagai 'balas dendam dan aksi
jelang bulan Ramadan', kata pengamat terorisme”diakses Kamis. 15 April
2021
Djelantik,dkk.(2016). “Terorisme Internasional dan Genomena ISIS di Indonesia”. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahiyangan.(online)
diakses Kamis. 15 April 2021
Murniaseh,Endah. (2021).
“Macam-Macam Penyimpangan Sosial dan
Contoh Perilaku Menyimpang” (online) diakeses
Rabu, 14 April 2021
Tukina. (2011). Tinjauan
Kritis Sosial: Terorisme di Indonesia. Jurnal Humaniora 2. 731-742. (online) diakses Kamis. 15 April 2021
[1] https://www.antaranews.com/berita/2072250/polri-sudah-94-terduga-teroris-ditangkap-sepanjang-2021 dikutip pada kamis. 15
April 2021
[2]
Tukina. (2011). Tinjauan Kritis Sosial: Terorisme di Indonesia. Jurnal Humaniora 2.
731-742 dikutip pada
kamis. 15 April 2021
[3] Tukina. (2011). Tinjauan
Kritis Sosial: Terorisme di Indonesia. Jurnal Humaniora 2 731-742 dikutip pada
kamis. 15 April 2021
[4]Djelantik,dkk.(2016).
“Terorisme Internasional dan Genomena
ISIS di Indonesia”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Katolik
Parahiyangan. dikutip pada kamis. 15 April 2021
[5] Murniaseh,Endah.
(2021). “Macam-Macam Penyimpangan Sosial
dan Contoh Perilaku Menyimpang”
dikutip pada kamis. 15 April 2021
[6]
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56556322 dikutip pada kamis. 15 April 2021
Karya: Kirana Ai MAN 1 MALANG Juara Harapan 2 Olimpiade Sosiologi (OSUM) 2021 |
Casino Games - DrMCD
BalasHapus› slot-games › slot-games 충청북도 출장안마 Slots - 속초 출장안마 Games · Live Casino. Over 보령 출장마사지 2.5 MILLIONS Games 동해 출장마사지 - Jackpot Party Casino · Cash Prizes Casino. Vegas Casino Slots Online. 경상북도 출장안마